BAB 1 Jurnal CLOUD COMPUTING MENGGUNAKAN AMAZON WEB SERVICES (AWS) DAN TEKNOLOGI GOOGLE APP ENGINE (GAE)

CLOUD COMPUTING MENGGUNAKAN AMAZON WEB SERVICES (AWS) DAN TEKNOLOGI GOOGLE APP ENGINE (GAE) 
NOVEGA ELDIARWAN 
UNIVERSITAS GUNADARMA 

Update: June 23, 2019 
Abstract Cloud Computing adalah model yang baru-baru ini muncul yang menjadi populer di antara hampir semua perusahaan. Ini melibatkan konsep layanan berdasarkan permintaan yang berarti menggunakan sumber daya cloud berdasarkan permintaan dan kami dapat mengukur sumber daya sesuai permintaan. Komputasi awan tidak diragukan lagi memberikan manfaat tanpa akhir dan merupakan model yang hemat biaya. Perhatian utama dalam model ini adalah Keamanan dalam cloud. Ini adalah alasan banyak perusahaan tidak memilih komputasi awan. Setelah riset keamanan, kami telah mempresentasikan kerja komputasi awan AWS (Amazon Web Service). AWS adalah penyedia cloud computing paling tepercaya yang tidak hanya memberikan keamanan cloud yang sangat baik tetapi juga menyediakan layanan cloud yang sangat baik. Tujuan utama dari makalah ini adalah menjadikan keamanan komputasi awan sebagai operasi inti dan bukan operasi tambahan. Interoperabilitas, dalam arti cara bagaimana suatu sistem yang memiliki platform perangkat keras dan perangkat lunak tertentu dapat berkomunikasi dengan sistemsistem yang memiliki platform yang berbeda, mungkin merupakan bagian dari masa lalu. Di masa-masa yang akan datang, interoperabilitas yang selama ini ditangani secara manual oleh organisasi/perusahaan akan ditangani langsung oleh vendor-vendor penyedia komputasi awan (cloud computing) yang memang memiliki sumber daya-sumber daya manusia (analis sistem, pemrogram, pakar jaringan), perangkat keras (komputer-komputer server yang berjumlah sangat banyak dan berkemampuan raksasa), serta perangkat lunak (sistem operasi, server aplikasi, server Web) yang memang memenuhi syarat untuk itu. Di masa yang akan datang, untuk mendapatkan layanan-layanan (service) dan tempat penyimpanan tertentu, organisasi / perusahaan tidak perlu berinvestasi terlalu tinggi untuk menyediakannya sendiri, mereka bisa saja menyewanya dari vendor-vendor komputasi awan yang saat ini mulai bermunculan. Google dan Amazon adalah para pendahulu dari teknologi komputasi awan (cloud computing) ini. Melalui tulisan ini, kita tidak akan membahas struktur internal keduanya secara rinci, melainkan kita akan mencoba membahas kelebihan serta kekurangan kedua vendor komputasi awan ini dari sudutpandang para manajer di bidang Teknologi Informasi yang akan melakukan investasi yang bermanfaat bagi organisasi/perusahaannya. .
Keywords: Cloud Computing, Google App Engine, Amazon Web Services, Security

1 PENDAHULUAN
Amazon Web Services (AWS) menyediakan sumber daya dan layanan komputasi on-demand di cloud, dengan pay-as-you-go pricing. Misalnya, Anda dapat menjalankan server pada AWS yang dapat Anda masuki, mengonfigurasi, mengamankan, dan menjalankan seperti yang Anda lakukan pada server yang berada di depan Anda. Menggunakan sumber daya AWS alih-alih milik Anda sendiri seperti membeli listrik dari perusahaan listrik alih-alih menjalankan generator Anda sendiri, dan itu memberikan banyak manfaat yang sama: kapasitas persis sesuai dengan kebutuhan Anda, Anda hanya membayar untuk apa yang Anda gunakan, ekonomi skala menghasilkan biaya lebih rendah, dan layanan disediakan oleh vendor yang berpengalaman dalam menjalankan jaringan skala besar.
Komputasi awan (cloud computing) pada dasarnya merupakan komputasi masa depan. Dengan difasilitasi oleh jaringan komputer global saat ini (Internet), komputasi awan akan semakin populer di masa-masa yang akan datang. Komputasi awan membuat investasi di bidang Teknologi Informasi akan menjadi semakin murah, karena layanan-layanan (services) tertentu bisa diperoleh dari vendor yang menyediakannya (SaaSSoftware as a Service) tanpa organisasi/perusahaan harus mengembangkannya sendiri. Juga, dalam beberapa kasus, organisasi- organisasi/perusahaan-perusahaan tidak perlu lagi menanamkan investasinya dalam bentuk perangkat-perangkat keras serta sistem-sistem operasi (termasuk di dalamnya server-server aplikasi dan server Web) yang mahal harganya, karena organisasi-organisasi/perusahaan-perusahaan cukup menyewanya saja dari berbagai vendor komputasi awan yang ada (dalam kasus seperti yang disebutkan terakhir ini, sebagian orang menyebutnya sebagai PaaS-Platform as a Service). Dalam kebanyakan kasus, organisasiorganisasi/perusahaan-perusahaan yang menggunakan fasilitas komputasi awan pada dasarnya tidak perlu lagi mengetahui dimana sesungguhnya layanan yang diperlukannya dilakukan/diproses, serta tidak perlu tahu lagi dimana data mereka disimpan, karena semuanya sudah diatur oleh vendor komputasi awan. Sementara spesifikasi-spesifikasi secara internalnya relatif tidak sama untuk masing-masing vendor, komputasi awan dapat kita pikirkan sebagai sumberdaya-sumberdaya perangkat keras (komputer-komputer, hardisk- hardisk, dan jaringan-jaringan komputer) dan perangkat lunak yang bersifat koheren, berukuran raksasa, dan dapat diakses secara meluas.
Google dan Amazon merupakan para pendahulu dari konsep komputasi awan ini dan diikuti oleh Salesforce. Setelah itu pemain besar seperti Microsoft (dengan fasilitasnya yang dinamakan sebagai Microsoft Azure) juga ikut meramaikannya. Pada dasarnya, pusat-pusat pemrosesan dan pusat-pusat data (data center) untuk komputasi awan bisa berada di bagian mana saja di dunia ini dan terdiri dari berbagai jenis komputer (dari komputer besar [mainframe], komputer mini, hingga komputer-komputer pribadi [PC-Personal Computer]) yang berbeda, sehingga (dalam kebanyakan kasus) teknologi pemrosesan yang memungkinkan berbagai jenis komputer yang berbeda itu (dengan sistem operasi dan platform-nya yang beragam) dapat saling berkomunikasi adalah teknologi Web Service dan/atau teknologi-teknologi berkaitan dengan interoperabilitas antarsistem lainnya.
Teknologi Web Service pada dasarnya merupakan teknologi interoperabilitas yang terkini. Pemainpemain besar seperti Oracle dengan bahasa pemrograman Java (dengan teknologi JAX-WS [Java API for XML Processing] dan JAX-RS [Java API for REstful Services]-nya) serta Microsoft (dengan teknologi .NET Web Service-nya), juga teknologi-teknologi dari PHP, Ruby, dan sebagainya, semua sepakat untuk membuat standarisasi pesan (message) dan pendefinisian layanan antarsistem mereka yang berbeda, sehingga minimal secara teoritis- masing-masing sistem yang dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman tertentu dapat dimanfaatkan layanan-layanan (services)-nya oleh sistem-sistem lain yang dikembangkan menggunakan bahasa-bahasa pemrograman yang berbeda. Standarisasi pesan itu adalah dalam bentuk berkas XML (eXtensible Markup Language) yang memiliki dialek tertentu, yaitu SOAP (Simple Object Access Protocol) dan REST (REpresentational State Transfer) untuk standarisasi pesan-pesan (message) yang mengalir antarsistem dan WSDL (Web Service Description Language) untuk standarisasi layanan (service) yang disediakan oleh suatu komponen perangkat lunak tertentu sedemikian rupa sehingga layanan (service) itu bisa dimanfaatkan oleh komponen-komponen perangkat lunak atau oleh sistem/aplikasi yang lainnya. Dalam hal ini, teknologi Web Service inilah yang memungkinkan terjadinya/terbentuknya komputasi awan. Melalui tulisan ini, kita tidak akan membahas bagaimana secara internal komputasi awan itu diimplementasikan, melainkan kita akan membahas komputasi awan dari sudutpandang pengguna (baca: mereka yang memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan strategis Teknologi Informasi di organisasi/perusahaan tertentu). Kita, melalui tulisan ini, akan membahas secara sepintas implementasi layanan-layanan (services) yang disediakan oleh Google (dalam bentuk Google App Engine/GAE) dan Amazon (dalam bentuk Amazon Web Services/AWS), kemudian akan melihat kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
1.1 Security AWS menyediakan infrastruktur global yang aman, ditambah berbagai fitur yang dapat Anda gunakan untuk mengamankan data Anda di cloud. Berikut ini adalah highlight:
• Akses fisik ke pusat data AWS dikontrol, dimonitor, dan diaudit dengan ketat.
• Akses ke jaringan AWS dikontrol, dimonitor, dan diaudit secara ketat.
• Anda dapat mengelola kredensial keamanan yang memungkinkan pengguna untuk mengakses akun AWS Anda menggunakan AWS Identity and Access Management (IAM). Anda dapat membuat izin berbutir halus untuk sumber daya AWS dan menerapkannya pada pengguna atau grup pengguna.
• Anda dapat menerapkan izin tipe ACL pada data Anda dan juga dapat menggunakan enkripsi data saat istirahat.
• Anda dapat mengatur virtual private cloud (VPC), yang merupakan jaringan virtual yang secara logis terisolasi dari jaringan virtual lainnya di cloud AWS. Anda dapat mengontrol apakah jaringan langsung dialihkan ke Internet.
• Anda mengontrol dan mengkonfigurasi sistem operasi pada server virtual Anda
• Anda dapat mengatur grup keamanan, yang bertindak sebagai firewall virtual untuk mengontrol inbound

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAPAN SAPI (MADURA)

SUKU JAWA

TEKNIK KOMPILASI 1 VCLASS 2