MACAM-MACAM BUDAYA DI YOGYAKARTA
1.Kesenian Gamelan
Gamelan merupakan alat musik khas Jawa tengah khususnya Yogyakarta. Music gamelan ini sering digunakan dalam upacra-upacara adat di Yogyakarta atau sebagai music pengiring di keraton Yogya. Salah satu tempat di Yogyakarta dimana anda bisa melihat pertunjukan gamelan adalah Kraton Yogyakarta. Pada hari Kamis pukul 10.00 – 12.00 WIB digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Hari Sabtu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit, sementara hari Minggu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring tari tradisional Jawa. Untuk melihat pertunjukannya, anda bisa menuju Bangsal Sri Maganti. Sementara untuk melihat perangkat gamelan tua, anda bisa menuju bangsal kraton lain yang terletak lebih ke belakang.
2.Upacara Bekakak
Adalah sebuah ritual budaya Jawa asli yang bertujuan mengenang kesetiaan salah satu abdi dalem kesayangan Sri Sultan Hamengku Buwono I bernama Kyai Wirasuta dan Nyai Wirasuta.
Adalah sebuah ritual budaya Jawa asli yang bertujuan mengenang kesetiaan salah satu abdi dalem kesayangan Sri Sultan Hamengku Buwono I bernama Kyai Wirasuta dan Nyai Wirasuta.
Dilaksanakan pada minggu ke 3 dibulan sapar dan mulai hari kamis jam 20.00, sampai hari jum’at pada waktu nyembelih bekakak pada jam 16.00, bekakak terbuat dari ketan dan gula jawa, acara tersebut dilaksanakan guna mengenang jasa ki wirosuto dan nyi wirosuto yang mengabdi kepada sri sultan sampai meningga. Lalu sultan mengatakan kepada abdi dalemnya untuk mengadakan selamatan setiap tahun pada bulan sapar, tepatnya tanggal 10-20 bulan sapar.
Upacara diadakan atas perintah Pangeran Mangkubumi, dan upacara tersebut dilaksanakan dengan empat tahap: tahap midodareni, kirab,nyembelih pengantin, sugeng ageng. Peserta kirab dibagi menjadi tiga: pra kirab, kirab adat, kirab penggembira. Tujuannya untuk nyelamati (mendo’akan) ki wirasuta dan nyi wirosuto, serta menyedekahkan sebagian hasil panen mereka untuk bersama Dan sebelum upacara nyembelih bekakak pengantin, ada ritual khusus semacam mujahadahan dan tahlilannya juga.
Upacara diadakan atas perintah Pangeran Mangkubumi, dan upacara tersebut dilaksanakan dengan empat tahap: tahap midodareni, kirab,nyembelih pengantin, sugeng ageng. Peserta kirab dibagi menjadi tiga: pra kirab, kirab adat, kirab penggembira. Tujuannya untuk nyelamati (mendo’akan) ki wirasuta dan nyi wirosuto, serta menyedekahkan sebagian hasil panen mereka untuk bersama Dan sebelum upacara nyembelih bekakak pengantin, ada ritual khusus semacam mujahadahan dan tahlilannya juga.
3.Upacara Grebeg Maulud
Gerebeg atau grebeg mempunyai arti “suara angin”. Garebeg merupakan salah satu adat Kraton Yogyakarta Hadiningrat yang untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh Sultan Hamengku Buwana I diselenggarakan untuk memperingati hari keelahiran/maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh tepat pada tanggal 12 Rabiulawal.
4.Upacara Labuhan Merapi
Selalu digelar masyarakat setempat dan Kesultanan Yogyakarta secara turun temurun tanpa mengurangi muatan sakralnya. Labuhan ini hanya boleh dilaksanakan atas perintah raja sebagai kepala pemerintahan, kepala kerajaan dan pemangku adat. Upacara Labuan Merapi dipimpin oleh juru kunci yang ditunjuk Keraton Yogyakarta.
Selalu digelar masyarakat setempat dan Kesultanan Yogyakarta secara turun temurun tanpa mengurangi muatan sakralnya. Labuhan ini hanya boleh dilaksanakan atas perintah raja sebagai kepala pemerintahan, kepala kerajaan dan pemangku adat. Upacara Labuan Merapi dipimpin oleh juru kunci yang ditunjuk Keraton Yogyakarta.
Labuhan berasal dari kata ‘labuh’ yang artinya persembahan. Upacara adat Keraton Yogyakarta ini merupakan perwujudan doa persembahan kepada Tuhan atas rahmat dan anugerah yang diberikan kepada karaton dan rakyatnya juga sebagai tanda penghormatan bagi leluhur yang menjaga Gunung Merapi. Upacara puncak labuhan diadakan di Gunung Merapi namun peyelenggaraan upacara adat ini juga biasanya diselenggarakan di tempat lain seperti di Pantai Parangkusumo, Gunung Lawu dan Kahyangan Dlepih.
5.Upacara Tumplak Wajik
Adalah upacara pembuatan Wajik (makanan khas yang terbuat dari beras ketan dengan gula kelapa) untuk mengawali pembuatan pareden yang digunakan dalam upacara Garebeg. Upacara ini hanya dilakukan untuk membuat pareden estri pada Garebeg Mulud dan Garebeg Besar. Dalam upacara yang dihadiri oleh pembesar Keraton ini di lengkapi dengan sesajian. Selain itu upacara yang diselenggarakan dua hari sebelum garebeg juga diiringi dengan musik ansambel lesung-alu (alat penumbuk padi), kenthongan, dan alat musik kayu lainnya. Setelah upacara selesai dilanjutkan dengan pembuatan pareden.
6.Ketoprak Jawa
Ketoprak banyak dikenal masyarakat dengan sebutan ketoprak siswo budoyo, ketoprak humor, ketoprak mataram, ketoprak jawa, ketoprak saridin merupakan pertunjukan rakyat yang memadukan perpaduan antara unsur seni tari, seni suara, seni musik dan seni akting yang berasal dari Jawa Tengah. Biasanya ketoprak dimainkan pada malam hari dengan lama main 3 sampai dengan 4 jam dengan kostum khas daerah Jawa. Ceritanya pada sejarah atau Babad Jawa dengan pelukisan tokoh ketoprak lebih realistis.
Ketoprak banyak dikenal masyarakat dengan sebutan ketoprak siswo budoyo, ketoprak humor, ketoprak mataram, ketoprak jawa, ketoprak saridin merupakan pertunjukan rakyat yang memadukan perpaduan antara unsur seni tari, seni suara, seni musik dan seni akting yang berasal dari Jawa Tengah. Biasanya ketoprak dimainkan pada malam hari dengan lama main 3 sampai dengan 4 jam dengan kostum khas daerah Jawa. Ceritanya pada sejarah atau Babad Jawa dengan pelukisan tokoh ketoprak lebih realistis.
7. Seni Wayang Kulit
Wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Jawa. Lebih dari sekadar pertunjukan, wayang kulit dahulu digunakan sebagai media untuk permenungan menuju roh spiritual para dewa. Konon, “wayang” berasal dari kata “ma Hyang”, yang berarti menuju spiritualitas sang kuasa. Tapi, ada juga masyarakat yang mengatakan “wayang” berasal dari tehnik pertunjukan yang mengandalkan bayangan (bayang/wayang) di layar.
8.Upacara Siraman Pusaka
Adalah upacara memandikan pusaka milik Ngarsa Dalem atau milik Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Upacara ini dilaksanakan pada bulan Sura dan bersifat tertutup, alias masyarakat umum tidak diperkenankan untuk melihat. Selama dua hari, kurang lebih terdapat 200 buah pusaka Kraton yang diikutkan dalam upacara tersebut.
9.Upacara Sekaten
Sekaten merupakan sebuah upacara keraton yang dilaksanakan selama tujuh hari. Konon, asal-usul upacaa ini telah muncul sejak zaman Kerajaan Demak. Upacara ini sebenarnya merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Menurut cerita rakyat, kata sekaten berasal dari istilah kredo dalamagama Islam, yaitu Syahadatain.Sekaten berhubungan erat dengan proses Islamisasi di Tanah Jawa. Dahulu kala, pada saat Kerajaan Demak ada wali songo yang sedang menyebarkan ajaran agama Islam.
membantu sekali
BalasHapus